Kamis, 29 Januari 2015

Museum Wayang


Gedung Museum Wayang memiliki sejarah yang cukup panjang. Beberapa kali sempat mengalami perubahan fungsi. Dibangun pada thaun 1640, bangunan gedung museum ini pertama kali digunakan sebagai gedung gereja dengan nama De Oude Hollandsche Kerk atau Gereja Lama Belanda.
Pada tahun 1732 gedung ini mengalami renovasi dan berubah nama menjadi De Nieuwe Hollandse Kerk atau “Gereja Baru Belanda”. Di tahun 1808 gedung ini luluh lantak akibat gempa bumi yang melanda Batavia kala itu. Baru pada tahun 1975 tepatnya tanggal 13 Agustus gedung ini diresmikan penggunaannya sebagai Museum Wayang.

Museum Wayang memamerkan berbagai jenis dan bentuk wayang dari seluruh Indonesia, baik yang terbuat dari kayu dan kulit maupun bahan-bahan lain. Wayang-wayang dari luar negeri ada juga di sini, misalnya dari Republik Rakyat Tiongkok dan Kamboja. Hingga kini Museum Wayang mengkoleksi lebih dari 4.000 buah wayang, terdiri atas wayang kulitwayang golekwayang karduswayang rumputwayang janurtopengbonekawayang beber dan gamelan. Umumnya boneka yang dikoleksi di museum ini adalah boneka-boneka yang berasal dari Eropa meskipun ada juga yang berasal dari beberapa negara non-Eropa seperti Thailand, Suriname, Tiongkok, Vietnam, India dan Kolombia.
Selain itu secara periodik disenggelarakan juga pagelaran wayang pada minggu 2 dan ke 3 setiap bulannya. 
Museum wayang buka setiap hari Selasa hingga Minggu jam 09.00 – 15.00 WIB dengan harga tiket Rp. 2000-, untuk Dewasa, Rp. 1000-, untuk mahasiswa dan Rp. 600-, untuk anak-anak.





Candi Muaro Jambi

Desa Muaro Jambi Kecamatan Muaro Sebo adalah tempat/lokasi candi Muaro Jambi, terletak 2 km sebelah timur laut kota Jambi atau 20 menit perjalanan menggunakan kendaraan darat melalui Jembatan Batanghari 2. Dikawasan ini terdapat Candi Astano, Candi Tinggi, Candi Gumpung, Candi Kembar Batu, Candi Gedong, Candi Kedato dan Candi Koto Mahligai. Dilihat dari segi arsiteknya, bangunan tersebut merupakan kebudayaan Budhis pada abad ke IV dan V masehi.



Kelompok Candi Tinggi terletak kurang lebih 200 meter timur laut Candi Gumpung. Candi berukuran 75 x 92 meter yang dipagar sejak tahun 1979-1988. Pintu gerbang utamanya berada disisi timur. Didalam halaman kelompok Candi Tinggi terdapat sebuah candi Induk dan enam buah Candi Perwara (penampilan)

Selain itu terdapat sisi lantai bata di depan candi induk yang memiliki denah berbentuk bujur sangkar ukuran 16 X 16 meter. Setelah dipagar, kini candi Induk memiliki dua teras dan tubuhnya cendrung mengecil keatas.
Situs purbakala yang terdapat di di kawasan Desa Muaro Jambi, Kecamatan Marosebo, Ulu Kabupaten Muarojambi ini, dipredisikan sudah berdiri kokoh pada abad ke-11 Masehi. Dimana pada saat itu masih berada di bawah masa pemerintahan Sriwijaya dan hingga saat ini candi tersebut masih utuh dan dan terawat dengan baik.



Danau Kaco

Danau Kaco merupakan danau yang terlentak di Kabupaten Kerinci,Jambi. Tepatnya di Desa Lempur Kecamatan Gunung Raya
Danau ini memiliki luas sekitar 90 meter persegi dan memiliki kedalaman yang belum diketahui. Danau kaco dapat memancarkan cahaya terang di malam hari pancaran cahaya itu semakin terang pada saat malam bulan purnama atau malam tanggal 15 penanggalan Hijriah.






Air Panas Semurup

Air Panas Semurup merupakan salah satu objek wisata yang terletak di Kabupaten KerinciJambi.Tepatnya di Desa Air Panas BaurKecamatan Air Hangat Timur. Sumber Air Panas Semurup ini memiliki luas 76 m2. Air Panas Semurup yang keluar dari perut bumi merupakan sumber mata air panas alami dari kegiatan vulkanik. Air Panas Semurup ini sering mengeluarkan uap panas yang berbau belerang suhu Air Panas Semurup ini sekitar 85 derajat celsius. Sebelum gempa bumi tahun 1995 lalu di Kerinci suhu air ini lebih dari 100 derajat celsius. Ketika tiba di tempat ini wisatawan bisa melihat asap mengepul tinggi di mata air panas. Di sekitar lokasi Air Panas Semurup terdapat fasilitas kolam pemandian yang dapat digunakan para wisatawan.

 

Pulau Keong


Pulau Keong terletak di kabupaten Pesisir Selatan, provinsi Sumatera Barat.
Pulau Keong terletak di Taluak Sungai Bungin Kec. Batang Kapas, 80 kilometer di sebelah selatan Padang, Layangkan pandangan agak keselatan, tepat di depan ujung Bukit Pulai siapapun akan melihat keajaiban alam. Keajaiban itu adalah sebuah pulau mirip keong (molusca) sedang berjalan. Mungkin jaraknya dari pinggir Pasir Sungai Nipah sekitar 3 hingga 4 Km saja. Dapat dicapai dengan kapal dari Pantai Taluak Kasai dan bisa dari Pantai Sungai Nipah.
Cangkang keong berada di bagian barat dan kepalanya tampak terjulur menghadap timur, dan nyaris mencium sebuah karang yang semakin dekat ke ujung Bukit Pulai. Di bagian kepalanya juga tampak seperti dilengkapi dengan aksesoris menyerupai antena keong.
Masyarakat di sekitar daerah ini justeru menamakan pulau tersebut dengan Pulau Batu Nago. Bukan Pulau Keong atau sejenisnya. Pulau ini terdiri dari batu karang. Dari kejauhan terlihat mirip sekali dengan keong yang sedang melata.
    Pemandangannya sangat cantik, lautnya yang berwarna biru serta banyaknya pohon kelapa yang melambaikan daunnya menyambut kedatangan anda beserta keluarga, teman-teman bahkan pasangan anda. Anda jugabisa membawa alat snorkeling untuk sekedar bermain air sambil menyaksikan keindahan pemandangan bawah laut Pulau keong. Selain karang, ada juga pasir putih yang dapat anda gunakan untuk duduk duduk ataupun berjemur.
Ditambah lagi dengan pepohonan yang menonjol layaknya mata di kepala seekor keong.
Bagi sejumlah masyarakat nelayan, pulau ini tidak terlalu memiliki arti besar selain seonggok karang besar dan bagian ujung barat ditumbuhi oleh pepohonoan kelapa dan tumbuhan pantai yang rimbun lainnya. Namun bagi mereka yang suka dengan sesuatu unik, pulau ini justru menjadi sesuatu hal yang sangat menarik.




Museum Rumah Kelahiran Buya Hamka

Perjalanan ke Danau Maninjau rasanya tidak lengkap tanpa menyambangi rumah kelahiran seorang ulama besar asal Minangkabau, Buya Hamka. Rumah bersejarah ini berada di tepian danau, tepatnya di Kampung Muaro Pauh, Nagari Sungai Batang, Kecamatan Tanjung Raya, Agam.

Lokasi yang kini difungsikan sebagai museum ini menjadi tempat penyimpanan benda-benda peninggalan tokoh yang juga dikenal sebagai sastrawan, jurnalis, ahli tafsir, sekaligus seorang politisi ini. Di sini pengunjung bisa meresapi semangat perjuangan yang pernah digemakan sang ulama nasionalis ini semasa hidupnya.

Prof. Dr. Haji Abdul Malik Karim Amrullah atau dikenal luas dengan nama Buya Hamka lahir pada hari Senin, 17 Februari 1908. Anak tertua dari tujuh bersaudara ini lahir di tengah keluarga yang kuat memegang ajaran agama. 






Pantai Air Manis Padang

Pantai Air Manis, merupakan salah satu pantai  yang terdapat di Kota Padang yang menarik untuk dikunjungi. Pantai ini memiliki  pesona pantai yang indah dengan gulungnan ombak yang semilir. Ketika pantai dihembus angin sepoi-sepoi, terdengar suara ombak yang lembut menyusuri pantai, sehingga membuat nuansa menjadi sejuk dan tenteram. Jika air laut sedang surut, para wisatawan bisa berjalan kaki menyusuri bibir pantai yang cukup luas sembari melihat pemandangan laut yang terbentang luas di depan mata.

Keistimewaan

Pantai Air Manis memiliki pasir yang berwarna coklat keputih-putihan yang terhampar luas dan landai di sepanjang bibir pantai. Oleh  karenanya, pantai ini sangat cocok untuk tempat piknik, bermain ombak, surfing dan camping.
Di Pantai Air Manis, juga terdapat prasasti “si  anak durhaka Malin Kundang”. Prasasti tersebut berupa batu dari puing-puing bekas kapal dan jasad si Malin Kundang. Ketika ombak menghempas batu tersebut, terdengar suara gemercik air yang membahana seperti suara ratapan dan tangisan. Para wisatawan juga bisa menyaksikan dari dekat Batu Malin Kundang yang melegenda tersebut.
Tidak jauh dari bibir pantai, nampak sebuah pulau yang berdiri dengan anggunnya sehingga menarik untuk dikunjungi. Pulau ini dikenal dengan Pulau Pisang Kecil. Pulau ini terlihat seperti dua buah pulau yang terpisah walaupun sebenarnya tergabung menjadi satu. Jika berkunjung ke Pulau Pisang Kecil itu, wisatawan akan menjumpai banyak monyet yang berkeliaran. Meski tidak  jinak, monyet tersebut tidak mengganggu para wisatawan.
Pantai Air Manis berkaitan erat dengan legenda Malin Kundang di Sumatera Barat. Malin Kundang adalah karakter dalam dongeng yang berubah menjadi batu, bersama-sama dengan kapalnya, setelah durhaka kepada ibunya. Di tepi Pantai Air Manis, terdapat batu Malin Kundang dan beberapa perlengkapan kapalnya, yang juga berubah menjadi batu. Berdasarkan cerita, Malin Kundang dikutuk oleh ibunya karena menolak untuk mengakui ibunya setelah bepergian ke daerah lain dan menjadi kaya.Pantai Air Manis adalah tempat wisata favorit bagi wisatawan lokal dan asing karena memiliki gelombang yang rendah dan pemandangan indah Gunung Padang. Ada juga sebuah pulau kecil bernama Pisang Kecil. Dari pagi hingga sore, Anda bisa berjalan kaki ke pulau yang memiliki luas satu hektar ini melalui air dangkal. Di sore hari, air pasang mulai naik dan Anda harus menggunakan perahu untuk kembali. Di sebelah kanannya, ada pulau lain yang disebut Pisang Besar. Penduduk lokal di pulau ini sebagian besar petani dan nelayan.


Senin, 26 Januari 2015

Danau Kelimutu

Danau Kelimutu adalah danau kawah yang terletak di puncak Gunung Kelimutu (gunung berapi) yang terletak di Pulau Flores, Provinsi NTT, Indonesia. Lokasi gunung ini tepatnya di Desa Pemo, Kecamatan Kelimutu, Kabupaten Ende.

Danau ini dikenal dengan nama Danau Tiga Warna karena memiliki tiga warna yang berbeda, yaitu merah, biru, dan putih. Walaupun begitu, warna-warna tersebut selalu berubah-ubah seiring dengan perjalanan waktu.
Danau ini berada di ketinggian 1.631 meter dari permukaan laut.
Kelimutu merupakan gabungan kata dari “keli” yang berarti gunung dan kata “mutu” yang berarti mendidih. Menurut kepercayaan penduduk setempat, warna-warna pada danau Kelimutu memiliki arti masing-masing dan memiliki kekuatan alam yang sangat dahsyat.

Danau atau Tiwu Kelimutu di bagi atas tiga bagian yang sesuai dengan warna – warna yang ada di dalam danau. Danau berwarna biru atau “Tiwu Nuwa Muri Koo Fai” merupakan tempat berkumpulnya jiwa-jiwa muda-mudi yang telah meninggal. Danau yang berwarna merah atau “Tiwu Ata Polo” merupakan tempat berkumpulnya jiwa-jiwa orang yang telah meninggal dan selama ia hidup selalu melakukan kejahatan/tenung. Sedangkan danau berwarna putih atau “Tiwu Ata Mbupu” merupakan tempat berkumpulnya jiwa-jiwa orang tua yang telah meninggal.
Luas ketiga danau itu sekitar 1.051.000 meter persegi dengan volume air 1.292 juta meter kubik. Batas antar danau adalah dinding batu sempit yang mudah longsor. Dinding ini sangat terjal dengan sudut kemiringan 70 derajat. Ketinggian dinding danau berkisar antara 50 sampai 150 meter.

Danau Kelimutu yang terletak di puncak Gunung Kelimutu ini masuk dalam rangkaian Taman Nasional Kelimutu.
Danau Kelimutu mempunyai tiga kubangan raksasa. Masing-masing kubangan mempunyai warna air yang selalu berubah tiap tahunnya. Air di salah satu tiga kubangan berwarna merah dan dapat menjadi hijau tua serta merah hati; di kubangan lainnya berwarna hijau tua menjadi hijau muda; dan di kubangan ketiga berwarna coklat kehitaman menjadi biru langit.




Pulau Komodo

Pulau ini merupakan habitat asli binatang komodo, sejenis kadal raksasa pemakan daging. Di Pulau Komodo terdapat lebih dari 2.000 ekor komodo yang hidup di alam bebas. Anda bisa melihat komodo yang sedang mengincar mangsanya di banyak lokasi di tempat ini. Sangat penting untuk berkeliling bersama pemandu untuk alasan keselamatan selama berada di sini.
Pada tahun 1986, UNESCO menetapkan Pulau Komodo dan pulau-pulau lain di kawasan Taman Nasional Komodo sebagai situs warisan dunia karena keberadaan komodo yang hanya bisa ditemui di kawasan ini. Habitat dari hewan yang terancam punah ini adalah alam terbuka dengan padang rumput, pantai berpasir putih dan hutan hujan tropis.

Komodo sendiri merupakan binatang reptil sejenis kadal raksasa pemakan daging yang panjangnya bisa mencapai 2 – 3 meter dengan berat 100 – 165 kg. Binatang ini memiliki nama ilmiah Varanus Komodoensis, sedangkan warga setempat menyebut binatang ini dengan nama ‘Ora’. Jika dilihat, komodo memang menyeramkan, dengan badan yang besar, kuku yang tajam, kulit yang bersisik dan memiliki lidah bercabang dua yang selalu menjulur. Mangsa utama komodo adalah babi, kuda, rusa, musang, kerbau dan beruk.

Apa yang bisa dilakukan di Pulau Komodo?

1. Trekking

Saat trekking, Anda akan diajak mendaki Gunung Ara yang memiliki ketinggian 538 meter di atas permukaan laut. Anda juga akan melewati Water Hole yang merupakan tempat minum dan beristirahat komodo. Anda bisa melihat komodo-komodo yanng sedang minum atau berteduh di bawah pohon di sekitarnya.

2. Menyelam dan Snorkeling
 Alam bawah laut Pulau Komodo dan kawasan Taman Nasional Komodo disebut sebagai salah satu lokasi menyelam terbaik di dunia. Saat menyelam atau snorkeling di sini, Anda dapat menyaksikan keindahan biota laut yang sangat kaya dan beragam.

Apa lagi yang menarik di Pulau Komodo?

Pantai Pink Pulau Komodo

Di pulau ini terdapat satu pantai yang sangat unik yaitu Pink Beach. Pantai ini juga dikenal dengan nama Pantai Merah Muda, namun warga sekitar lebih suka menyebutnya sebagai Pantai Merah. Pantai Merah Muda ini memiliki pasir pantai yang berwarna merah muda, warna tersebut akan semakin terlihat jelas pada saat pasir basah oleh ombak.
Menurut penelitian, warna merah muda di pantai ini disebabkan oleh serpihan koral yang hancur dan bercampur dengan pasir pantai. Di dunia tercatat hanya terdapat tujuh pantai dengan pasir berwarna merah muda dan yang berada di Pulau Komodo ini adalah salah satunya.

Pink Beach Pulau Komodo

Keindahan pantai ini bukan hanya pada warna pasirnya yang unik. Alam bawah laut di sini juga terkenal indah. Pantai ini juga seringkali dijadikan lokasi menyelam dan snorkeling.





Jumat, 02 Januari 2015

Danau Kerinci

Danau Kerinci terbentang di kaki Gunung Raja, di Kecamatan Danau Kerinci dan Kecamatan Keliling Danau Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi. Di Provinsi Jambi, Danau Kerinci merupakan danau terbesar yang memiliki luas 4.200 Hektar dengan kedalaman 110 Meter Sedangkan ketinggiannya mencapai 783 Meter di atas permukaan laut dan memiliki kelililing sepanjang 70 Km.

    Kekayaan Alam
Jika Anda melepaskan pandangan ke tengah danau, maka akan terlihat perahu-perahu kecil nelayan yang sedang mencari ikan untuk memenuhi kebutuhan ikan bagi masyarakat Kerinci. Cara yang dilakukan untuk menangkap ikan juga masih tergolong tradisional, karena untuk menjaga kealamian Danau. Hebatnya, penangkapan ikan yang dilakukan pada malam hari biasa dilakukan tanpa menggunakan alat bantu pernafasan. Sementara itu Usaha perikanan di Danau Kerinci menghasilkan sebanyak 780 Ton ikan pertahun.
Di kawasan ini Anda juga akan melihat sekumpulan burung-burung seperti burung belibis dan menjadi tempat minum berbagai jenis satwa. Menarik bukan, melihat keindahan alam ditemani satwa-satwa yang ramah dalam perjalanan wisata Anda.
Sementara desa-desa yang berada di sekitar danau, ditemukan sejumlah batu berukir yang dipercaya sebagai peninggalan manusia megalit yang hidup ribuan tahun lalu. Penemuan tersebut menunjukan ada peradaban yang pernah berkembang disini dan bisa menjadi kajian sejarah khasanah negeri.

   Objek Wisata Alam
Berwisata ke Danau Kerinci, pastikan stamina Anda dalam keadaan yang fit. Pasalnya, banyak hal yang bisa Anda lakukan ketika sudah sampai Kawasan Danau Kerinci. Jika Anda hobi memancing, jangan lupa membawa perlengkapan pancing Anda, karena di sini hidup beberapa jenis ikan yang bisa Anda pancing. Anda juga bisa melakukan aktivitas berenang atau perkemahan dengan keluarga atau sahabat. Di sepanjang pinggiran danau, merupakan tempat yang sangat cocok untuk melihat pemandangan Danau Kerinci. Di sana Anda akan melihat perahu para nelayan yang sedang menangkap ikan bagaikan nelayan yang ada di pantai-pantai.



Danau Kembar Solok

 

Danau Kembar

Sumatera Barat (Ranah Minang) memang dikenal sangat kaya dengan objek wisata alam yang tersebar pada semua daerah kabupaten maupun kota yang ada di Sumbar, salah satunya objek wisata Danau Diatas dan Danau Dibawah yang juga dikenal dengan nama Danau Kembar. Makanya, tidak mengherankan jika Sumatera Barat juga termasuk salah satu daerah tujuan wisata di Indonesia.

Di sebelah barat daya Kota Solok ada danau kembar Danau Diatas dan Danau Dibawah, yang jarak keduanya hanya beberapa ratus meter. Jarak dari Bukittinggi adalah sekitar 130 kilometer dan diambil di sepanjang Danau Singkarak.
Setelah Solok, ambillah jalan ke Padang lalu belok kiri di Lubuk Selasih. Buah khas daerah tersebut, Markisa, djual di kios-kios kecil di tepi jalan. Jalan tersebut melalui pemandangan kebun teh.

Bila kita datang dari arah Lubuk Selasih, maka sekitar satu kilo menjelang sampai di rumah makan Bungo Tanjung, kita akan menyaksikan hamparan air Danau Diatas yang membiru. Alam yang sejuk, asri dan segar akan menyambut kedatangan kita untuk melepas ketegangan.
Begitu sampai di simpang masuk menuju danau tersebut, bila belok kanan kita akan langsung menuju Danau Diatas. Namun bila belok kiri, kita akan bertemu dengan Danau Dibawah. Dan di pinggiran Diatas, saat ini telah berdiri pula sebuah Convention Hall yang cukup presentatif. Tak jauh dari gedung convention hall itu, juga terlihat beberapa cottage.

Bosan berada di Danau Diatas, anda bisa menuju arah Timur dan menjumpai kembarannya, yakni Danau Dibawah. Disini, panorama yang disajikan juga tak kalah indahnya dengan Danau Diatas. Sambil menikmati buah markisah yang banyak dijual orang di sepanjang jalan menjelang lokasi itu, membuat kita betah untuk berlama-lama berada disana.
Di dua danau ini, kita bisa menikmati tour keliling danau dengan menggunakan perahu sewa milik masyarakat setempat. Atau sebelum anda sampai di Danau Dibawah, anda bisa mampir sejenak di sebuah panorama untuk menikmati sejuknya semilir angin yang berhembus sambil makan siang pada beberapa lokasi yang sudah dibuat Pemkab Solok. Duh rasanya kita menemukan suasana penuh kedamaian.